Sekilas.co – Ramen merupakan salah satu kuliner Jepang yang paling populer di dunia. Hidangan berupa mie dalam kuah kaldu ini tidak hanya menjadi makanan sehari-hari masyarakat Jepang, tetapi juga simbol kuliner yang mewakili kreativitas dan kekayaan rasa Negeri Sakura. Dari Tokyo hingga Jakarta, ramen kini dapat ditemukan dengan berbagai varian yang disesuaikan dengan selera lokal.
Sejarah ramen dipercaya berawal dari pengaruh kuliner Tiongkok pada abad ke 19. Namun, Jepang kemudian mengembangkan hidangan ini dengan ciri khas tersendiri, baik dari segi mie, kuah, maupun topping. Inilah yang menjadikan ramen berbeda dengan mie kuah pada umumnya dan membuatnya begitu digemari hingga mendunia.
Ciri khas ramen terletak pada kuahnya yang kaya rasa. Ada empat jenis utama kuah ramen shoyu (kecap asin), miso (fermentasi kedelai), shio (garam), dan tonkotsu (tulang babi yang dimasak lama hingga menghasilkan kaldu pekat). Masing-masing kuah menawarkan sensasi rasa berbeda, mulai dari gurih ringan hingga creamy yang penuh umami.
Selain kuah, mie juga menjadi elemen penting dalam ramen. Mie ramen biasanya lebih kenyal dibanding mie biasa karena menggunakan tepung gandum khusus dan tambahan kansui (alkali). Tekstur mie inilah yang membuat setiap suapan terasa lebih mantap ketika berpadu dengan kuah hangat.
Topping ramen juga sangat bervariasi, menambah kelezatan sekaligus estetika penyajian. Beberapa topping yang umum dijumpai antara lain chashu (irisan daging babi panggang), telur setengah matang yang dimarinasi, nori (rumput laut kering), menma (bambu fermentasi), serta irisan daun bawang segar. Variasi topping ini memberi keleluasaan bagi penikmat ramen untuk merasakan keunikan setiap mangkuknya.
Ramen kini berkembang menjadi ikon kuliner global. Banyak restoran ramen di luar Jepang yang menyesuaikan resep agar sesuai dengan budaya lokal, termasuk penggunaan ayam atau seafood sebagai pengganti babi. Inovasi ini membuktikan fleksibilitas ramen tanpa kehilangan identitas aslinya sebagai makanan khas Jepang.
Di Jepang sendiri, setiap daerah memiliki gaya ramen yang khas. Misalnya, Sapporo terkenal dengan ramen miso yang gurih, sedangkan Hakata identik dengan ramen tonkotsu yang kuahnya pekat. Perbedaan ini menjadikan ramen tidak hanya sekadar makanan, melainkan juga representasi budaya dan karakter tiap wilayah.
Dengan perpaduan mie kenyal, kuah kaya rasa, serta topping yang melimpah, ramen telah menempati hati para pencinta kuliner di seluruh dunia. Tidak berlebihan jika ramen disebut sebagai salah satu simbol kuliner Jepang yang paling sukses menembus pasar internasional dan terus berkembang hingga kini.





