Mengunjungi Desa Adat Wae Rebo di NTT Wisata Budaya di Kampung di Atas Awan

foto/unsplash.com/ Reza Irawan

Sekilas.co – Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan banyak destinasi unik, salah satunya adalah Desa Adat Wae Rebo yang terletak di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores. Desa ini dijuluki sebagai Kampung di Atas Awan karena berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut dan sering diselimuti kabut tipis yang memikat mata. Keindahan alam dan keaslian budaya Wae Rebo menjadikannya destinasi wisata budaya yang semakin populer di kalangan wisatawan.

Wae Rebo dikenal dengan rumah adat berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang. Rumah-rumah tradisional ini terbuat dari anyaman bambu, kayu, dan ilalang, dengan tinggi mencapai 15 meter. Keunikan arsitektur Mbaru Niang bahkan telah mendapat pengakuan internasional, termasuk penghargaan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang perlu dilestarikan.

Baca juga:

Untuk mencapai Wae Rebo, wisatawan harus menempuh perjalanan trekking sekitar 3 4 jam dari desa terakhir, yakni Denge. Meski jalannya cukup menantang, perjalanan ini menjadi pengalaman tersendiri karena melewati hutan tropis, perbukitan hijau, dan udara segar khas pegunungan. Setibanya di desa, pengunjung akan disambut hangat dengan upacara adat sederhana sebagai tanda penerimaan.

Keaslian budaya Wae Rebo masih terjaga dengan kuat. Masyarakat di sini hidup secara sederhana, mengandalkan pertanian kopi sebagai mata pencaharian utama. Wisatawan yang menginap dapat merasakan langsung suasana kehidupan tradisional, tidur di dalam Mbaru Niang, dan menikmati kopi khas Wae Rebo yang terkenal nikmat.

Selain arsitektur dan budaya, suasana desa yang sering diselimuti kabut menambah pesona tersendiri. Pemandangan langit pagi yang perlahan terbuka menyingkapkan perbukitan hijau membuat banyak wisatawan menyebut Wae Rebo sebagai tempat dengan nuansa magis. Inilah yang menjadikan desa ini berbeda dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia.

Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat berupaya menjaga kelestarian budaya dan alam Wae Rebo. Aturan ketat diberlakukan, misalnya larangan membuang sampah sembarangan dan penggunaan bahan bangunan modern di desa. Hal ini bertujuan agar keaslian Wae Rebo tetap terjaga meskipun jumlah wisatawan terus meningkat.

Wisatawan yang berkunjung tidak hanya mendapatkan pengalaman visual, tetapi juga nilai edukasi tentang pentingnya menjaga warisan leluhur. Interaksi dengan warga desa memberikan pemahaman mendalam tentang kearifan lokal, nilai kebersamaan, dan harmoni dengan alam. Pengalaman ini menjadi daya tarik utama bagi mereka yang mencari perjalanan dengan makna lebih dalam.

Dengan segala pesonanya, Desa Adat Wae Rebo berhasil menunjukkan bahwa wisata budaya dan alam dapat berjalan berdampingan. Bagi pecinta petualangan dan budaya, mengunjungi Wae Rebo di NTT bukan sekadar liburan biasa, melainkan perjalanan yang membuka mata tentang keindahan warisan budaya Indonesia.

Artikel Terkait