Moko Suku Maori Seni Tato Tradisional yang Mengukir Identitas Budaya Selandia Baru

foto/istimewa

Sekilas.co – Moko, seni tato tradisional suku Maori di Selandia Baru, kembali menjadi simbol kuat identitas budaya dan kebanggaan masyarakat adat. Moko tidak sekadar seni tubuh, melainkan juga lambang status sosial, sejarah keluarga, dan perjalanan hidup pemiliknya.

Menurut ahli budaya Maori, Dr. Hemi Te Rangi,  Moko adalah bahasa visual yang menceritakan kisah seseorang, mulai dari asal usul, pencapaian, hingga hubungan spiritual dengan leluhur. Seni tato ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan diwariskan secara turun-temurun.

Baca juga:

Tradisi Moko biasanya dilakukan pada wajah, tangan, atau bagian tubuh lainnya dengan pola khas yang sangat rumit dan penuh makna. Setiap motif memiliki arti khusus yang unik untuk setiap individu dan sukunya.

Kehadiran Moko sempat mengalami penurunan selama masa kolonialisme, ketika pemerintah Inggris melarang praktik ini karena dianggap primitif. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Moko mengalami kebangkitan dan menjadi simbol kebanggaan identitas Maori.

Selain sebagai tanda identitas, Moko juga berfungsi sebagai penanda status sosial dan keberanian. Para pria dan wanita Maori menggunakan tato ini untuk menunjukkan kedudukan dan peran mereka dalam masyarakat.

Proses pembuatan Moko tradisional melibatkan teknik menggunakan alat khusus dari tulang dan batu, yang menghasilkan tato dengan garis-garis tebal dan artistik. Saat ini, meskipun ada metode modern, banyak seniman Maori tetap mempertahankan teknik tradisional sebagai penghormatan terhadap leluhur.

Pemerintah Selandia Baru dan komunitas Maori aktif melestarikan budaya Moko melalui pendidikan, pameran seni, dan festival budaya. Hal ini penting agar generasi muda terus menghargai dan menjaga warisan leluhur mereka.

Dengan kekayaan makna dan keindahannya, Moko bukan hanya tato biasa, melainkan warisan budaya yang hidup dan menjadi simbol kebanggaan suku Maori di era modern.

Artikel Terkait