sekilas.co – Saat merencanakan liburan ke Bali, hal pertama yang kerap muncul di pikiran banyak orang adalah pantai, pura, atau tempat-tempat bernuansa budaya lainnya. Tempat-tempat tersebut memang memberikan pengalaman liburan yang berkesan serta menjadi penanda alias bukti bahwa seseorang pernah liburan ke Pulau Dewata. Namun, tak jarang kebosanan melanda dan muncul keinginan untuk mengunjungi tempat unik lainnya di Bali. Nah, Nuanu Creative City bisa menjadi jawabannya.
Setahun terakhir, kawasan yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan ini mulai dikenal wisatawan dari berbagai wilayah, bahkan turis dari luar negeri. Umumnya, mereka mendapatkan informasi dari media sosial seperti Instagram dan TikTok, kemudian merencanakan pergi ke sana.
Luasnya mencapai 44 hektare, Nuanu Creative City menawarkan konsep kota kreatif dengan perpaduan seni, budaya, teknologi, dan lingkungan (alam) yang unik. Saat memasukinya, kamu akan merasakan suasana yang tenang, artsy, dan alami. Bagi kamu yang ingin liburan dengan suasana seperti itu, tempat ini bisa jadi pilihan seru untuk dijelajahi.
IDN Times pun berkesempatan mengunjungi Nuanu Creative City pada Kamis Sabtu, 27–29 November 2025. Kami melakukan beragam aktivitas seru di sini. Penasaran apa saja itu? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini, yuk!
Saat melakukan pencarian di media sosial dengan keyword Nuanu Creative City, instalasi seni berupa dua patung kepala biasanya muncul paling awal atau menjadi template di unggahan para kreator. Warganet pun berhasil dibuat penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang patung tersebut.
Patung tersebut diberi nama The Earth Sentinels yang menjadi penjaga kawasan Nuanu Creative City, sekaligus pengingat untuk merangkul kehadiran, keberanian, dan tanggung jawab dalam pengelolaan bumi. Memiliki tinggi masing-masing 45 meter, dua patung beton ini melambangkan sosok laki-laki bernama ChatGPT dan perempuan bernama Aurora.
Saat siang hari, keduanya terlihat seperti kepala yang polos. Namun setiap pukul tujuh malam, lampu LED atau proyektor akan dinyalakan dan memberikan efek wajah bagi keduanya. Beberapa menit sekali juga ada suara atau audio seakan keduanya sedang berbincang dan memberi pesan penting kepada pengunjung tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Seperti pengunjung lainnya, kamu bisa berfoto di depan The Earth Sentinels ini sembari menyaksikan senja dan duduk santai di taman. Bahkan, ada vendor foto yang menyediakan jasa foto dan cetak yang bisa kamu sewa. Hasilnya bagus banget, lho!
Biasanya kita mengunjungi taman pada siang hari, tapi di Aurora Media Park kamu justru wajib datang pada malam hari. Alih-alih menyeramkan, kamu akan dibuat terpukau dengan permainan cahaya dan audiovisual yang ada di sana.
Aurora Media Park merupakan taman multimedia luar ruangan pertama di Bali yang dibuat dengan teknologi AI. Di dalamnya terdapat jalan setapak sepanjang satu kilometer dengan beragam pepohonan teduh, aliran sungai alami, tempat duduk, jembatan kecil, serta berbagai instalasi seni dan patung karya seniman lokal.
Saat malam hari, tepatnya pada pukul 18.30, Aurora Media Park akan menjelma menjadi dunia yang dipenuhi permainan cahaya dan audiovisual inovatif. Pengunjung akan mendapatkan pengalaman imersif dari perpaduan seni, alam, dan teknologi. Suara-suara khas alam akan menemani perjalanan sepanjang taman ini.
Pencinta seni gak boleh melewatkan kesempatan mengunjungi Labyrinth Art Gallery. Tempat ini digunakan sebagai ruang pamer karya seni dari seniman dalam dan luar negeri.
Saat IDN Times berkunjung, ada pameran lukisan berjudul Liana Reverie: Vivid Colours yang menampilkan karya dari 23 pelukis tanah air (8 November–20 Januari 2026).
Selain galeri, di sini juga terdapat sebuah kubah selebar 21 meter berbentuk bunga teratai. Di dalamnya terdapat proyeksi digital yang menerangi ruangan, lengkap dengan kursi-kursi rebahan agar penonton bisa menikmati pertunjukan dari atap kubah. Pada malam hari, bagian luar kubah diterangi LED yang membuat tampilannya lebih hidup.
Nuanu Creative City juga mengajak wisatawan untuk kembali dekat dengan alam lewat Magic Garden, sebuah kawasan konservasi dan edukasi flora-fauna dengan konsep futuristik. Terdapat lebih dari 100 spesies tanaman dari Bali, daerah lain, hingga luar negeri.
Sebelum masuk, pengunjung akan diajak ke Biota Lab, laboratorium mini untuk melihat beragam satwa. Ada akuarium air laut dengan karang menyala, budidaya kepompong kupu-kupu, serta serangga daun yang menyerupai ranting.
Pengunjung juga bisa melepas kupu-kupu di Butterfly Garden berbentuk kubah. Tak jauh dari sana ada Orchid Galore yang menghadirkan beragam spesies anggrek.
Selanjutnya, penulis diajak membuat media tanam dari sphagnum moss yang digunakan untuk menyelimuti akar tanaman. Setelah diikat, tanaman bisa langsung dipajang.
Pencinta seni dan instalasi unik pasti happy banget saat berkunjung ke Art Village. Tempat ini merupakan ruang seni inspiratif yang memantik kreativitas semua orang. Semua instalasi seni di Nuanu Creative City dibuat di sini oleh para seniman lokal Bali.
Ada beberapa ruangan berdasarkan bahan baku seperti kayu, rotan, dan lainnya. Bahan-bahan ini dibuat menjadi kursi, meja, hiasan dinding, hingga sarang burung. Menariknya, kayu berasal dari sekitar Nuanu, diambil dari kayu yang terdampar di Pantai Nyanyi, bukan pohon yang ditebang.
Pengunjung juga bisa mengikuti berbagai workshop menarik seperti pembuatan dekorasi rotan, wood modelling art, wood carving, dekorasi dinding tanah liat, pembuatan sarang burung, dan banyak lainnya.
Belum lengkap ke Bali tanpa ke pantai atau beach club. Nuanu Creative City memiliki Luna Beach Club yang berada tepat di tepi Pantai Nyanyi.
Ada beberapa restoran dan tempat makan seperti Utopia Cave Club, Restaurant 369, Table 369, Luna Beer Garden, Gardenia Tree Pods, dan Jelly Beans. Sebagian besar pengunjung datang menjelang matahari terbenam sambil duduk santai di sofa atau daybed.
Di area ini juga terdapat THK (Tri Hita Karana) Tower, menara pandang yang buka pukul 16.30–18.30 (cuaca memungkinkan) untuk pemegang tiket Luna Beach Club.
Setelah puas menjelajahi area, pengunjung bisa menginap di hotel-hotel yang tersedia:
Nuanu Suites
Berisi 12 kamar dome dengan interior unik berbentuk melingkar dan warna warm. Kamar mandi semi outdoor dengan tanaman hidup memberi kesan menyatu dengan alam.
Oshom Bali
Terletak di tepi Pantai Nyanyi, menawarkan suasana tenang dengan mangrove rimbun dan pemandangan Samudra Hindia.
Music Camp
Dirancang untuk seniman, memiliki studio musik dan ruang kerja kreatif. Terdiri dari 9 unit kamar luas dan mewah.
Alpaca Lodge
Ideal bagi pencinta hewan, berada di kompleks Pacha Alpaca dan menawarkan pengalaman menyatu dengan alam.
Harga penginapan per malam bervariasi, tergantung jenis dan musim. Pada bulan Desember atau akhir tahun, harga mulai Rp2 juta–Rp4 jutaan.





