Sekilas.co – Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang unik. Salah satu tradisi yang paling menonjol dan selalu menarik perhatian wisatawan adalah Pasola, sebuah ritual perang berkuda tradisional yang telah berlangsung ratusan tahun. Tradisi ini bukan sekadar hiburan, melainkan bagian penting dari adat dan kepercayaan masyarakat Sumba.
Pasola biasanya digelar setiap awal tahun, bertepatan dengan musim panen. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati leluhur dan sebagai ungkapan syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Dalam pelaksanaannya, dua kelompok pria dari desa berbeda akan beradu keterampilan melempar tombak kayu sambil menunggangi kuda dengan penuh keberanian.
Keunikan Pasola terletak pada kombinasi antara keterampilan berkuda, keberanian, serta nilai spiritual. Tombak yang digunakan tidak lagi berujung tajam seperti zaman dahulu, namun tetap menimbulkan risiko luka. Meski begitu, masyarakat meyakini bahwa darah yang tumpah dalam Pasola adalah simbol kesuburan dan akan membawa berkah bagi tanah serta hasil pertanian.
Selain menjadi ajang ritual adat, Pasola kini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang mendunia. Ribuan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, datang ke Sumba setiap tahunnya untuk menyaksikan langsung perayaan spektakuler ini. Suasana meriah tercipta ketika masyarakat berkumpul, mengenakan pakaian adat berwarna-warni, dan mendukung para pejuang Pasola.
Ritual Pasola juga memperlihatkan betapa eratnya hubungan antara manusia, alam, dan leluhur dalam kehidupan masyarakat Sumba. Kepercayaan tradisional Marapu yang masih kuat dipegang menjadi landasan utama dalam pelaksanaan Pasola. Inilah yang menjadikan tradisi ini tidak sekadar tontonan, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang dalam.
Pemerintah daerah NTT bersama masyarakat setempat terus berupaya melestarikan Pasola agar tetap terjaga keasliannya. Festival ini kerap dimasukkan dalam kalender pariwisata nasional, sehingga lebih banyak orang dapat mengenal dan menghargai kekayaan budaya Sumba. Dukungan ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.
Meski memiliki unsur kekerasan, Pasola tetap dianggap sebagai simbol persaudaraan dan penghormatan. Setelah pertempuran usai, kedua kelompok yang bertarung biasanya kembali berdamai dan merayakan kebersamaan. Nilai kebersamaan inilah yang menjadikan Pasola bukan hanya sebuah tradisi, melainkan warisan budaya yang patut dijaga.
Dengan keunikannya, Pasola Sumba telah menempatkan Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang paling menarik di Indonesia. Tradisi ini bukan hanya memperlihatkan keberanian, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa warisan leluhur dapat terus hidup dan menginspirasi generasi masa kini maupun mendatang.





