Sekilas.co – Di era digital saat ini, istilah tren dan viral menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia media sosial dan bisnis online. Fenomena ini bukan hanya memengaruhi gaya hidup, tetapi juga cara perusahaan memasarkan produk dan individu membangun personal branding.
Tren adalah sesuatu yang sedang digemari oleh banyak orang dalam waktu tertentu, biasanya muncul dari pengaruh budaya, teknologi, atau media. Sedangkan viral adalah ketika sebuah konten, produk, atau ide menyebar sangat cepat dan luas dalam waktu singkat, mencapai jutaan orang.
Menurut pakar media sosial, Dr. Rina Wijaya, “Perbedaan utama antara tren dan viral adalah durasi. Tren bisa bertahan lebih lama, sementara viral cenderung bersifat temporer, namun sangat kuat dalam waktu singkat.
Fenomena viral sering kali muncul dari konten kreatif yang unik, lucu, atau kontroversial yang mampu menarik perhatian banyak pengguna internet. Contohnya, video dance challenge atau meme yang tiba-tiba menjadi perbincangan global.
Di sisi bisnis, memahami tren dan fenomena viral sangat penting untuk strategi pemasaran. Brand yang mampu memanfaatkan momentum viral dapat meraih peningkatan penjualan dan awareness secara signifikan.
Namun, fenomena viral juga memiliki risiko, seperti efek boomerang jika konten dianggap negatif atau kontroversial, yang dapat merusak reputasi individu atau perusahaan.
Platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter menjadi pusat utama lahirnya tren dan viral konten, memudahkan siapa saja untuk menjadi pembuat tren dalam hitungan jam.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan akses internet yang luas, tren dan viral diperkirakan akan terus menjadi kekuatan utama dalam membentuk budaya digital dan ekonomi global di masa depan.





