sekilas.co – Di era digital saat ini, istilah trend atau sedang ngetren menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tren bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari fashion, teknologi, kuliner, hingga gaya hidup dan hiburan. Sesuatu dikatakan sedang ngetren ketika banyak orang membicarakannya, menggunakannya, atau mengikuti fenomena tersebut secara luas. Popularitas tren biasanya dipicu oleh media sosial, influencer, selebriti, atau peristiwa tertentu yang membuat sesuatu menjadi viral.
Fenomena tren ini bukan hanya soal popularitas sementara, tetapi juga mencerminkan selera dan kebutuhan masyarakat pada waktu tertentu. Misalnya, tren fashion seperti crop top atau sneakers tertentu menunjukkan preferensi gaya berpakaian remaja atau dewasa muda. Begitu juga dengan tren kuliner, seperti minuman bubble tea atau makanan viral tertentu, yang mencerminkan keinginan konsumen untuk mencoba hal baru dan unik. Tren sering kali menjadi indikator sosial yang membantu orang merasa bagian dari kelompok atau komunitas tertentu.
Salah satu faktor utama munculnya tren adalah pengaruh media sosial. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube memungkinkan fenomena baru menyebar dengan cepat. Konten yang menarik, unik, atau lucu sering kali menjadi viral dan menjadi tren dalam waktu singkat. Misalnya, tarian atau challenge tertentu bisa mendadak populer hanya dalam beberapa hari. Influencer dan selebriti juga memiliki peran besar dalam membentuk tren, karena pengikut mereka sering meniru gaya, produk, atau kebiasaan yang diperlihatkan.
Selain media sosial, tren juga bisa muncul dari inovasi produk dan teknologi. Misalnya, peluncuran gadget terbaru sering memicu tren baru dalam penggunaan teknologi. Orang akan mengikuti tren ini agar tidak ketinggalan zaman, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup modern. Tren teknologi ini tidak hanya berlaku untuk perangkat, tetapi juga untuk aplikasi, fitur, dan layanan digital yang memudahkan aktivitas sehari-hari.
Tren juga bisa terkait dengan perubahan gaya hidup dan budaya. Misalnya, kesadaran akan kesehatan dan kebugaran membuat tren olahraga seperti yoga, pilates, atau lari menjadi populer. Begitu juga dengan tren diet sehat dan makanan organik yang banyak diminati karena masyarakat semakin peduli pada kesehatan. Tren semacam ini biasanya lebih tahan lama karena memiliki nilai fungsional dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Namun, tidak semua tren bertahan lama. Beberapa tren muncul dan hilang dengan cepat karena sifatnya yang sementara dan viral, atau karena konsumen cepat bosan. Contohnya, mainan atau makanan viral yang hanya populer dalam beberapa minggu sebelum digantikan oleh fenomena baru. Tren seperti ini lebih bersifat hiburan dan cenderung mengikuti siklus cepat dari media sosial. Memahami perbedaan antara tren jangka pendek dan tren yang bertahan lama penting agar orang dapat memilah mana yang relevan untuk diikuti dan mana yang sekadar fenomena sementara.
Mengikuti tren juga memiliki nilai sosial dan ekonomi. Dari sisi sosial, tren membantu individu merasa bagian dari kelompok atau komunitas tertentu, meningkatkan rasa keterikatan dan identitas sosial. Dari sisi ekonomi, tren mendorong pertumbuhan industri tertentu, seperti fashion, kuliner, teknologi, dan hiburan. Banyak bisnis yang memanfaatkan tren untuk meningkatkan penjualan, meluncurkan produk edisi terbatas, atau menciptakan kampanye pemasaran yang viral.
Kesimpulannya, tren atau fenomena yang sedang ngetren bukan sekadar populer, tetapi juga mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi. Tren dapat muncul dari media sosial, selebriti, inovasi teknologi, maupun gaya hidup masyarakat. Memahami tren membantu individu tetap relevan, mengikuti perkembangan zaman, dan mengambil manfaat dari peluang yang muncul. Namun, penting juga untuk memilah tren yang sesuai dengan kebutuhan pribadi dan tidak hanya mengikuti karena popularitas semata. Dengan begitu, tren menjadi bagian dari gaya hidup yang cerdas, relevan, dan menyenangkan.





